Wira Bhakti, Siapa percaya kalau Briptu Hari Putra (Sat Lantas Polres Muara Enim) dan Briptu Dedi (Brimobda Polda Sumsel) bertindak layaknya bidan atau dokter kandungan, ketika harus menolong seorang ibu mau melahirkan. Uniknya lagi, bukan diranjang persalinan melainkan di dalam bus.
Peristiwa yang mengharukan tersebut, tepatnya sehari sebelum pencoblosan pemilihan legislatif, Selasa (8/4) sekitar pukul 23.30 WIB, di jalan lintas Palembang-Prabumulih Kecamatan Gunung Megang. Malam itu, kedua anggota polisi ini melakukan patroli memantau situasi jelang Pemilu. Di tengah jalan mereka melihat ada bus yang berhenti lalu dihampirinya.
Ternyata, di dalam bus tampak seorang ibu meringis kesakitan tak tahan lagi mau melahirkan. Padahal, di dalam bus masih banyak penumpang lain, namun mereka bingung untuk bertindak. Sedangkan untuk melarikan ke rumah Puskesmas atau rumah sakit jaraknya masih jauh. Sementara ibu itu sendiri, sudah tak tahan lagi mau melahirkan.
Dengan segenap keberanian dan penuh keyakinan, tanpa peralatan seadanya, kedua bintara ini layaknya bidan atau dokter kandungan berhasil membantu ibu tersebut melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya, baru lah kedua bintara ini mengantarkannya ke puskesmas di Gunung Megang untuk mendapat perawatan medis.
Briptu Hari Putra mengaku, sebagai korps baju coklat, sudah kewajibannya untuk mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat. Semboyan itu telah tertanam di jiwa dan raga anggota. Sebab, setiap apel pagi anggota lalu lintas selalu diberikan arahan agar seluruh anggota wajib mengayomi dan melindungi masyarakat serta serta harus menjadi polisi penolong (Si Pope).
“Bagaimana pun juga, polisi adalah masyarakat, artinya polisi jangan ditakuti. Sebab, sudah tugas kepolisian memberikan kenyamanan pada masyarakat,†ujar Hari.
Diakuinya, saat menolong ibu melahirkan, dia tak memiliki keahlian khusus dikarenakan bukan bidangnya. Namun, jika tidak dilakukan pertolongan mungkin bukan hanya nasib ibu itu sendiri melainkan bayi perempuan yang dikandungnya terancam keselamatannya.
"Dengan penuh keyakinan dan keberanian serta doa pada sang pencipta, perlahan-lahan bayi perempuan itu keluar. Meski kelahirannya dalam bus, Alhamdulillah bayi itu sehat layaknya persalinan normalnya," kata Hari Kamis (17/4).
Kasat Lantas AKP Tommy Bambang Souissa mengaku istilah Si Pope polisi penolong merupakan ide Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Kombes Pol Suharsono yang menginspirasi seluruh anggota kepolisian yang memiliki jiwa penolong.
Menurut Tommy, konsep Si Pope yang akan menjadi tauladan dan inspirasi bagi anggota kepolisian yang memiliki jiwa sejati ksatria serta menjadi mitra masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
Diharapkan, melalui peristiwa dua polisi yang membantu ibu melahirkan dalam bus, membuktikan bahwa polisi merupakan sosok humanis dan memiliki jiwa penolong. Kehadiran polisi di tengah-tengah masyarakat, bukan menjadi sesuatu yang menakutkan tetapi sebaliknya memberikan rasa nyaman dan tentram.
Sementara itu, Kapolres Muara Enim AKBP Mohamad Aris memberikan apresiasi atas kedua bintara yang membantu seorang ibu melahirkan di dalam bus. Penghargaan yang diberikan merupakan bentuk memotivasi bagi seluruh anggota Polres Muara Enim untuk mengedepankan motonya yakni mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat.
“Sebenarnya, polisi penolong bukan perintah dari pimpinan melainkan sudah tanggung jawab anggota polisi untuk menolong sesama,ujar Aris.
Tindakan kedua anggota polisi tersebut merupakan tindakan yang tepat, jika tidak diberikan pertolongan, akan berdampak buruk bagi si ibu dan anak yang dikandungnya*(humaspoldasumsel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar